Karangan ilmiah
Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang
diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu
dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
Memberi penjelasan
Memberi komentar
atau penilaian
Memberi saran
Menyampaikan
sanggahan
Membuktikan hipotesa
B. Ciri-Ciri Karangan ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri
dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian
penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari
beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan
Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun
semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar
pustaka.Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang
disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak
menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau
kedua.
4. Penggunaan
Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku
yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.
C. Jenis-jenis karya ilmiah umum karya ilmiah di perguruan
tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1. Makalah adalah
karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan
data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah
dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif
2. Kertas kerja
seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam
kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah
karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat
orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta
empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau
percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan
baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu
aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
4. Tesis adalah
karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah
karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang
terinci).Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan
orisinal.Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
D. Contoh karya Ilmiah
UPAYA
MENINGKATKAN MINAT BACA
DI
KALANGAN PELAJAR
DISUSUN
OLEH:
NAMA :
KELAS :
SEKOLAH :
TAHUN AJARAN :
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI KALANGAN PELAJAR”. Saya sadari masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam karya ilmiah ini, semoga hal ini tidak menghalangi saya untuk terus berkarya. Saya berharap di masa yang akan datang, saya dapat membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi.
Di dalam penyusunan karya ilmiah ini, saya banyak mendapat bimbingan dari bapak dan ibu guru di (Sekolah kamu / terserah mau diisi apa), khususnya guru bahasa Indonesia saya, (nama guru). Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung. Semoga dengan dukungannya dapat menambah kemampuan saya di masa yang akan datang.
Saya berharap karya ilmiah ini dapat mendatangkan inspirasi bagi saya di masa yang akan datang dan juga memberi manfaat bagi pembaca agar lebih meningkatkan kesadaran untuk membaca.
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tujuan meningkatkan minat baca
2.2 Faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca
2.3 Cara meningkatkan minat baca
2.4 Manfaat meningkatkan minat baca
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula informasi yang kita dapatkan, walaupun terkadang informasi itu kita dapatkan secara tidak langsung.
Banyak orang mengatakan bahwa buku merupakan jendela dunia. Mengapa demikian? Karena buku itu sendiri dapat membuka wawasan yang sangat luas. Tidak hanya informasi yang ada dalam negeri, melainkan informasi tentang dunia, bahkan alam semesta.
Namun sangat disayangkan, pada zaman sekarang ini, jarang kita temukan pelajar yang gemar membaca. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk bermain game, pergi ke warnet (warung internet), atau sekedar jalan-jalan bersama teman keluar rumah. Tapi, masih ada juga sebagian dari mereka yang menanamkan sikap gemar membaca, salah satu contohnya membaca buku novel. Itu tak menjadi masalah. Selagi mereka masih dapat memanfaatkan waktu luang dengan mengisi hal-hal yang bermanfaat, seperti membaca atau belajar.
Namun pada kenyataannya, minat baca remaja sekarang ini sangatlah rendah. Padahal, banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari membaca. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya minat baca remaja. Salah satunya adalah karena semakin berkembangnya teknologi.
Untuk itu, perlu dilakukan berbagai cara dalam menanggulangi masalah ini. Hal ini dapat dilakukan melalui lingkungan sekolah maupun oleh pelajar itu sendiri.
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1 Apa tujuan meningkatkan minat baca di kalangan pelajar?
1.2.2 Apa saja faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca di kalangan pelajar?
1.2.3 Bagaimana cara meningkatkan minat baca di kalangan pelajar?
1.2.4 Apa manfaat meningkatkan minat baca di kalangan pelajar?
1.3 Maksud dan Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah:
1. Menjelaskan tujuan meningkatkan minat baca di kalangan pelajar.
2. Mendeskripsikan faktor penyebab menurunnya minat baca di kalangan pelajar.
3. Menjelaskan cara-cara meningkatkan minat baca di kalangan pelajar.
4. Menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh dengan meningkatkan minat baca bagi pelajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Meningkatkan Minat Baca
Secara umum minat baca mempunyai tujuan mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta mengembangkan masyarakat baca (Reading society) lewat pelayanan masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk semua jenis bacaan. Di lingkungan sekolah juga demikian, dengan adanya fasilitas perpustakaan yang memadai akan menumbuhkan minat baca siswa sehingga tercipta pula masyarakat baca di lingkungan sekolah.
Tujuan dari pengembangan minat baca ini antara lain untuk :
1. Mendorong minat dan kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca.
2. Meningkatkan layanan perpustakaan.
3. Menciptakan masyarakat informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan.
4. Memiliki pengetahuan yang terkini, bukan yang sudah “basi”.
5. Meningkatkan kemampuan berpikir.
6. Mengisi waktu luang.
Minat baca dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingga menjadi kebiasaan melalui penguasaan teknik membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, serta menarik.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Menurunnya Minat Baca
Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri. Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan untuk selalu membaca. Namun, selain dari faktor tersebut, masih ada faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca, yaitu :
1. Teknologi yang semakin canggih
Banyaknya media hiburan seperti TV, komputer, hand phone, VCD, tape recorder,dan lain–lain. Hal ini banyak menyita waktu dan orang lebih memilih menikmati hiburan dibandingkan dengan membaca buku .
2. Kurangnya kesadaran
Jika masing-masing individu menanamkan rasa kesadaran akan pentingnya membaca, tentu saja hobi membaca akan muncul dalam diri kita dan membaca akan menjadi kebutuhan bagi diri kita.
3. Kurangnya motivasi
Motivasi dari berbagai pihak amat dibutuhkan terutama dari dewan guru dan orang tua remaja.
4. Suasana perpustakaan yang kurang nyaman
2.3 Cara Meningkatkan Minat Baca
Banyak cara membiasakan diri pada seorang anak maupun remaja dalam membaca. Misalnya, dengan mengoleksi buku-buku bacaan atau cerita yang berhubungan dengan pengetahuan. Selain itu, untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh sekolah maupun kalangan siswa itu sendiri. Hal yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu:
o Penciptaan atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa gemar membaca.
o Penyediaan buku-buku bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas judul buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas.
o Penciptaan antusiasme pada setiap individu siswa terhadap pentingnya membaca buku dan berbagai sumber ilmu lainnya.
o Pemanfaatan kegiatan membaca sebagai alat untuk belajar seluruh bidang studi oleh masing-masing guru.
o Rak buku yang dipajang rapi dan menarik untuk dieksplorasi isinya dengan ditampilkan laksana "gedung bioskop" atau "gedung teater"
o Ada poster berisi cuplikan isi buku baru dan laku keras di masyarakat.
o Tersedia tempat baca buku lesehan di sekolah, misalnya di depan-depan kelas.
o Tersedia ruangan khusus dengan satu atau dua komputer yang berisi permainan seputar perbukuan, kepenulisan, dan penulis.
o Memberikan pemahaman akan pentingnya membaca
Cara ini menekankan pada siswa bahwa membaca memiliki banyak manfaat. Karena dari membaca pengetahuan semakin luas dan akan banyak hal baru yang akan kita dapat.
o Membuat suasana perpustakaan menjadi nyaman .
Suasana perpustakaan yang nyaman membuat para siswa betah untuk berlama-lama di perpustakaan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan serta membaca buku–buku yang ada.
o Ketersediaan buku-buku yang berkualitas di perpustakaan
Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.
Siswa juga perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan dan selanjutnya meningkatkan minat bacanya, yaitu:
1. Yakin bahwa gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat bersaing di era global,
2. Memiliki niat yang tulus untuk membaca,
3. Seringlah mendatangi perpustakaan setiap ada waktu luang,
4. Menambah wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku, minimal satu buku setiap bulannya, bukan membeli pulsa
5. Mulailah membaca sebuah buku dengan membaca daftar isinya terlebih dahulu,
6. Catatlah setiap ada informasi penting dari buku yang Anda baca, dan
7. Bersenang-senang dengan buku, dan
8. Ceritakan atau sampaikan informasi yang telah Anda peroleh setelah membaca buku kepada teman Anda, begitu juga sebaliknya.
2.4 Manfaat Meningkatkan Minat Baca
Adapun manfaat dari membaca, yaitu :
1. Memperluas ilmu pengetahuan
Dengan membaca kita dapat menambah wawasan seluas mungkin dan kita dapat membuka gerbang ilmu pengetahuan melaui membaca.
2. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
Dengan gemar membaca, pelajaran yang sulit akan dapat kita atasi sehingga prestasi belajar meningkat.
3. Dapat membantu program pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Memenuhi kepentingan hidup, dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.
5. Meningkatkan minat siswa terhadap suatu bidang.
6. Mengetahui hal-hal yang aktual, dengan membaca siswa dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar maupun di seluruh dunia yang mungkin berhubungan materi pelajaran, sehingga siswa dapat menerapkan dengan kehidupan nyata.
Selain itu, dengan membaca siswa dapat menambah informasi bagi diri sendiri, meningkatkan pengetahuan serta menambah ide. Jadi jelas pengaruh bacaan sangat besar terhadap peningkatan cara berfikir seorang siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tingginya minat baca sangat dibutuhkan oleh setiap orang, terutama bagi kalangan pelajar. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai cara untuk meningkatkan minat baca di kalangan pelajar ini. Cara tersebut dapat dilakukan melalui lingkungan sekolah, maupun oleh pelajar itu sendiri. Hal terpenting yang harus dilakukan oleh pelajar adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya membaca. Karena hal ini akan dapat membawa manfaat yang sangat besar, terutama bagi pelajar itu sendiri.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka saran penulis adalah:
1. Marilah kita meningkatkan kesadaran diri untuk membaca. Karena membaca akan memberikan kita manfaat yang sangat besar.
2. Sebaiknya sekolah membuat program membaca bagi siswa. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong para siswa agar gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.
3. Perlunya dorongan dari berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca pelajar, terutama oleh pihak keluarga dan sekolah.
Sumber :
http://julina9877.blogspot.com/2012/12/contoh-karya-ilmiah-sederhana.html
http://bloggueblog.wordpress.com/2012/04/20/pengertian-ciri-ciri-dan-macam-macam-karya-ilmiah/
Karangan non ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Non Ilmiah
· ditulis berdasarkan fakta pribadi,
· fakta yang disimpulkan subyektif,
· gaya bahasa konotatif dan populer,
· tidak memuat hipotesis,
· penyajian dibarengi dengan sejarah,
· bersifat imajinatif,
· situasi didramatisir,
· bersifat persuasif.
· tanpa dukungan bukti
Sifat Karangan Non Ilmiah
· Emotif yaitu sedikit informasi, kemewahan & cinta menonjol, melebihkan kebenaran, mencari keuntungan, tidak sistematis,
· Persuasif yaitu Cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap dan cara berpikir pembaca,
· Diskriktif yaitu informatif sebagian imaginatif dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya, pendapat Pribadi,
· Kritik tanpa dukungan bukti yaitu tidak memuat informasi spesifik, berisi bahasan dan kadangkadang mendalam tanpa bukti, berprasangka menguntungkan atau merugikan, formal tetapi sering dengan bahasa kasa
Macam-Macam Karya Non Ilmiah
Cerpen : Suatu bentuk prosa naratif fiktif. Sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.
Dongeng : Suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup.
Novel : Bentuk sastra yang paling popular di dunia. Yang merupakan karya sastra yang mempunyai unsure intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan.
Drama : Suatu aksi atau perbuatan. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.
D. Contoh karya non Ilmiah
Contoh karya tulis nonilmiah :
1. Dongeng
Adalah cerita rekaan yang menceritakan kisah hidup seorang anak manusia dari kecil sampai meninggal dunia, atau dari bayi sampai dewasa. Roman adalah karya sastra lama. Contoh roman adalah : Layar Terkembang, Siti Nurbaya.
2. Novel
Novel adalah karya sastra yang berbentuk cerita rekaan yang mengisahkan hidup seseorang yang diangap berkesan. Misalnya hanya menceritakan masa remaja sampai dewasa. Semua tokoh cerita dalam novel adalah fiktip belaka, tetapi disesuaikan dengan masa ketika cerita tersebut ditulis. Jadi kejadiannya seolah-olah nyata terjadi pada masa tersebut. Novel adalah termasuk karya sastra modern. Contoh Novel adalah : Gita Cinta dari SMA, Merahnya Merah, dsb.
3. Cerpen
Cerpen singkatan dari cerita pendek, sesuai dengan namanya cerpen biasanya terdiri dari 2 - 5 lembar kertas polio atau ukuran F4. Cerpen hanya menceritakan kejadian yang paling berkesan yang menimpa tokoh cerita utama. Tetapi ada juga cerpen yang panjang yang berjudul "Kunang-kunang dari Mahakan".
Tetapi cerpen umumnya ceritanya lebih singkat dibandingkan dengan Novel.
4. Drama
Naskah drama adalah cerita yang lengkap dengan adegan dan dialog para tokoh cerita. Dalam drama para pelaku cerita diatur baik bagaimana berbicaranya dan bagaimana adegannya, serta mimik mukanya. Drama biasanya diawali dengan prolog. Selain dialog antara para pelaku ada juga monolog tokoh cerita. Monolog adalah tokoh cerita berbicara dengan dirinya sendiri. Naskah drama adalah untuk dipentaskan dalam seni pertujukkan drama dalam gedung maupun dalam panggung. Contoh Naskah drama adalah "Malin Kundang", "Bawang Merah dan Bawang Putih", dsb.
Referensi
http://id.wikipedia.org
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Karakteristik Metode Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam table.Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :
1. Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik.Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik. Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya
.
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Langkah-langkah pada metode ilmiah antara lain:
Memilih dan mendefinisikan masalah
Survey terhadap data yang tersedia
Memformulasikan hipotesa
Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
Mengumpulkan data primer
Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi
Membuat generalisasi dan kesimpulan
Membuat laporan
Pelaksanaan metode ini meliputi enam tahap, yaitu :
Merumuskan masalah.
Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah.Sering juga disebut mengkaji teori atau kajian pustaka.
Menyusun hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistic untuk menghasilkan kesimpulan.Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidk dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal.
Menguji kesimpulan untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan dan perlu juga dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji mendukung hipotesis, maka hipotesis itu bias menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
Sumber:
http://julina9877.blogspot.com/2012/12/contoh-karya-ilmiah-sederhana.html
http://bloggueblog.wordpress.com/2012/04/20/pengertian-ciri-ciri-dan-macam-macam-karya-ilmiah/
http://julina9877.blogspot.com/2012/12/contoh-karya-ilmiah-sederhana.html
http://bloggueblog.wordpress.com/2012/04/20/pengertian-ciri-ciri-dan-macam-macam-karya-ilmiah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://julina9877.blogspot.com/2012/12/contoh-karya-ilmiah-sederhana.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar